Softskill TOU TUGAS KE-II
Muchammad Ilham Ma’aarij
2ka18
14112746
1.
Latar Belakang Kepemimpinan serta arti penting dari
Kepemimpinan
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan
ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji
tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya.
Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari beberapa hal saja, akan tetapi dapat
dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih
calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu
kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradaban
manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau
kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang
kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan
bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur
kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah
orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati
secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan
bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain.
Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak
ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership itu sendiri merupakan
ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya
diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono,
2002). Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar
menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan
adanya beberapa kesamaan.
Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang
bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah,
karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan
dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction
theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Arti pentingnya kepemimpinan dalam
organisasi :
Sebuah organisasi pasti memiliki seorang pemimpin. Tanpa adanya pemimpin organisasi tidak dapat berjalan karena tidak ada yang memimpin dan mengarahkan organisasi tersebut.
dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, serta kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat kinerja staff dalam suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan yang sangat penting dan juga harus kritis dalam membantu kelompok, organisasi yang sedang dipimpinnya. Maka dari itu kepemimpinan di dalam sebuah organisasi sangatlah penting karena di dalam organisasi pasti terdiri dari beberapa orang yang bergabung untuk mencapai tujuan yang sama. Tetapi jika didalam organisasi tersebut tidak terdapat seseorang yang bisa memimpin dengan baik maka organisasi tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, malah bias saja organisasi tersebut berbanding terbalik dengan apa yang menjadi tujuan sebelumnya atau malah bubar karena tidak ada anggota yang bisa memimpin dan memberikan arahan serta menentukan pilihan yang terbaik untuk anggota yang lainnya. Seperti yang dilakukan para pemimpin yang telah skses dengan apa yang ia pimpin untuk sebuah organisasi yang ia jalankan bersama para anggotanya. Seorang pemimpin yang baik ialah pemimpin yang bisa makan pada 1 meja dengan para anggotanya dan tidak membedakan anggotanya berdasarkan status sosial dan bisa berteman baik dengan seluruh anggotanya serta dapat bertindak tegas untuk semua jenis pelanggaran hukum yang berlaku dimasyarakat.
2. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak
interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi
ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara
lain:
1.Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin
yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
a.
Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi.
b.
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c.
Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata.
d.
Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat.
e.
Terlalu tergantung
kepada kekuasaan formalnya.
f.
Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang
dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin
organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang
pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
a.
Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan.
b.
Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya.
c.
Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan.
d.
Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
e.
Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f.
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin
yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
a.
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa;
b.
bersikap terlalu melindungi (overly protective).
c.
jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
d.
jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif.
e.
jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan
f.
sering bersikap maha tahu.
4.Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil
menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya
diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan
karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun
para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).
Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk
karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah
seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki
karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden
Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang
yang ‘ganteng”.
5.Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah
membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk
organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a.
dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak
dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
b.
selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan
tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya.
c.
senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya.
d.
selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork
dalam usaha mencapai tujuan.
e.
ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama.
f.
tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
g.
selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih
sukses daripadanya, dan
h.
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagai pemimpin.
6. Tipe Laisser Faire
Pemimpin bertipe ini hanyalah sebagai simbol. Ia
tidak punya kemampuan teknis untuk memimpin. Pemimpin ini tidak bisa
menciptakan suasana kerja yang kondusif. Ia juga tidak bisa mengontrol kerja
anak buahnya. Dia membiarkan orang yang dipimpinnya bekerja semau hatinya.
Akibatnya pemimpin ini tidak mempunyai wibawa di mata anak buahnya.
7. Tipe Populistis
Tipe kepemimpinan seperti ini berusaha untuk
menghindari pemaksaan maupun penindasan. Kepemimpinan ini berpegang teguh pada
nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Kepemimpinan ini menuntut kemandirian
dan tidak bergantung pada pihak luar. Dan akhirnya kepemimpinan tipe ini dapat
membangun solidaritas yang erat antar anggota kelompok.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
a.
Faktor
Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan adalah
kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan
faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir terberi dengan
kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan
edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa
dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak terberi dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan
menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara
potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak
terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
b. Faktor
Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur
kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam
kehidupan moder saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang
mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan
yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi
tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.
c. Faktor
Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi
yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau
akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan
organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak
berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas
yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang
mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan.
Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para
pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.
4. Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Implikasi Manajerial
Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk
ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial
atau manajemen
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi
yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan
representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan
ke depan dan perumusan tindakan.
Midle Road artinya kepemimpinan
yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi ,
dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui
penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada
tingkat yang memuaskan.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan
dalam Organisasi
Organisasi yang berdiri di negara
kita sendiri maupun di luar negeri, tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan,
tanpa ada kepemimpinan dalam sebuah organisasi tentu saja organisasi tersebut
tak akan berjalan dengan sesuai arah pandang dan tujuan dari organisasi itu
sendiri. Oleh karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan,
dan sumber daya manusia atau apapun di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sedemikian
sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain diadakannya konsep
kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran praktis-managerial, konsep
kepemimpinan juga mesti diterapkan sehingga dalam organisasi tersebut mempunyai
konsep rapih, bersinergis, dan efektif serta memiliki jiwa atau nyawa.
Pustaka serta Sumber Referensi
:
Wursanto, Ig. 2000,
Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Edisi Pertama,
Andi, Yogyakarta.
Rivai,
Veithzal, (2004),
Sondang S.
Piagan, Teori Pengembangan Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)
2010.
"Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online).
(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli,
diakses 11 November 2011)Aynul. 2009. "Leadership: Definisi
Pemimpin". (Online).
(Http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/definisi-pemimpin.html,
diakses 11 November 2011)
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali
Pers.
Robbins,
Stephen P, (2006),
Organizational Behaviour (tenth edition).
New
Jersey: Prentice Hall Inc. Alih bahasa: Molan,
Mar’at, Pemimpin dan Kepemimpinan, Ghalia, Indonesia, Jakarta, 1985.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar