Selasa, 18 Maret 2014

Peran Komunikasi Dalam Organisasi

     Muchammad Ilham Ma'aarij
2ka18
14112746


         Berkomunikasi merupakan kegiatan rutin manusia sejak mereka dilahirkan; mulai dari tangisan sang bayi yang menyampaikan pesan berisi kebutuhan psikologis dan fisiologisnya, sampai dengan pesan berisi kebutuhan komplementer orang dewasa. Semuanya tidak terlepas dari proses penyampaian dan penerimaan pesan yang disebut komunikasi. Yang menarik dari komunikasi itu sendiri adalah keunikan dari karakter gaya komunikasi yang dimiliki setiap individu. Kajian terhadap komunikasi organisasi merupakan hal yang paling relevan untuk menampilkan peranan masing-masing individu dan kelompok. Begitu juga terhadap organisasi formal sebagai usaha untuk menggambarkan karakteristik organisasi dan melahirkan kualitas yang bersifat unik sebagai wahana pengelompokkan manusia masing-masing memiliki kepribadian, individu dan kelompok.

Pengertian Dan Proses Komunikasi

            Istilah komunikasi (Bahasa Inggris : communication) mempunyai banyak arti. Menurut asal katanya (etimologi), istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communis, yang berarti sama (common). Dari kata communis berubah menjadi kata kerja kommunicare, yang berarti menyebarkan atau memberitahukan. Jadi menurut asal katanya, komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama.
          Pendapat ahli Wexley dan Yukl mengatakan: “ Komunikasi dapat diberikan definisi sebagai pengiriman informasi antara dua orang atau lebih”.

                Sedangkan Mc. Farland memberi definisi sebagai berikut, Komunikasi dapat didefinisikan sebagai interaksi atau proses hubungan saling pengertian antar manusia. Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada lain pihak untuk mendapatkan saling pengertian. Dari definisi tersebut terkandung dua pengertian, yaitu proses dan informasi.

Proses Komunikasi

            Proses merupakan suatu rangkaian daripada langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus dilalui dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus dilalui dalam pengiriman informasi. Komunikasi dalam organisasi adalah kelaziman untuk mengatur hubungan antar individu, kelompok. Dalam sebuah organisasi sangat ditentukan oleh kedudukan orang itu pada struktur dan Hierarki dalam organisasi tersebut. Dewasa ini organisasi menetapkan peran (roles) kepada setiap orang yang menjadi anggota agar peran-peran itu kemudian dioperasionalkan kedalam tugas (task) dan fungsi (function). Proses kerjasama dalam melaksanakan perubahan atau percepatan perubahan dalam organisasi disebut “Komunikasi Organisasi”

Arti Penting serta Peran Komunikasi dalam Organisasi

            Sebagaimana telah diutarakan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian. Yang dimaksud dengan komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide-ide, di antara para anggota organisasi secara timbal-balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu masalah komunikasi dalam organisasi menyangkut dua segi, yaitu masalah komunikasi itu sendiri dan masalah organisasi. Misalkan masalah pengambilan keputusan, masalah pelimpahan wewenang, masalah pengawasan, masalah susunan organisasi (bagan dan struktur organisasi), masalah metode kerja, masalah kondisi kerja para pegawai, dan lain sebagainya. Intinya semua masalah yang timbul dalam organisasi akan segera dapat diatasi apabila komunikasi yang berlangsung dalam organisasi akan berjalan dengan baik apabila arus informasi dalam organisasi itu sendiri tidak menghadapi hambatan.

 Jenis Komunikasi

        Manusia sebagai makhluk sosial pastilah saling berkomunikasi antara satu manusia dengan manusia yang lainnya. Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah di mana keduanya saling memahami apa yang sedang mereka bicarakan. Namun pada kenyataanya, tidak semua orang pandai dalam menyampaikan apa yang dipikirkannya dengan berkomunikasi sehingga cara berkomunikasi pun berkembang menjadi beberapa jenis.
Jenis-jenis komunikasi yang berkembang ini perlu dipelajari dan diketahui semua pihak untuk melancarkan proses bertukar pendapat. Selain dengan mengetahui jenis-jenis komunikasi akan mempermudah cara penyampaian informasi dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis Komunikasi Berdasarkan Media Tutur
Seperti yang sudah disebutkan di atas, proses komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai media perantara. Oleh sebab itu, jenis-jenis komunikasi berdasarkan media tuturnya tersebut dapat dibagi menjadi :
·       Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. Komunikasi lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan alat seperti telepon, handphone, VoIP dan lain sebagainya karena adanya jarak antara si pembicara dengan lawan bicara.
·       Komunikasi Tulisan

    Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, e-mail dan lain sebagainya.
Komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku. Gambar dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara tulisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan dan lain sebagainya.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan komunikasi adalah sifat dari jenis-jenis komunikasi itu sendiri.

Jenis Komunikasi Berdasarkan Sifatnya
      Selain membedakan jenis komunikasi berdasarkan media tuturnya, kita juga bisa membedakan jenis komunikasi berdasarkan sifatnya. Yang dimaksud sifat di sini adalah tingkat keaktifan penutur pada saat melakukan proses komunikasi dengan lwan tuturnya. Berikut adalah jenis komunikasi dilihat secara sifatnya :

·       Komunikasi Agresif
Komunikasi agresif adalah komunikasi yang lebih didominasi oleh satu pihak, sedangkan pihak yang lainnya hanya sebagai pendengar/pasif. Komunikasi agresif ini biasanya bersifat mengendalikan lawan bicaranya.
Ciri-ciri komunikasi agresif adalah:
1.    Lebih menekankan pada kemauan/kehendaknya sendiri.
2.    Bernada keras dan bermusuhan
3.    Menginterupsi pembicaraan lawan bicaranya.
4.    Menggunakan kata-kata yang memojokkan lawan bicara
5.    Berargumentasi dengan berbagai cara agar apa yang dikemukakannya menang.

·       Komunikasi Pasif
Komunikasi pasif merupakan lawan dari komunikasi agresif. Pelaku komunikasi pasif biasanya membiarkan dirinya menjadi pendengar dan tidak mampu mempertahankan pendapatnya sendiri secara langsung.
Ciri-ciri komunikasi pasif:
1.    Lebih banyak mendengar dan tidak mengungkapkan apa keinginan atau pikirannya.
2.    Mengikuti kata-kata atau kemauan orang lain yang menjadi lawan bicaranya untuk menghindari konflik atau keributan.
3.    Minta maaf berlebihan.
4.    Tidak biasa mengambil keputusan.
5.    Tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkannya.

·       Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif adalah komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan saling menghargai. Komunikasi secara asertif ini tidak mementingkan dirinya sendiri namun memperhatikan pula apa yang dibicarakan lawan bicaranya sehingga tercipta komunikasi yang saling menjaga perasaan.
Ciri-ciri komunikasi asertif:
1.    Saling terbuka dan jujur terhadap pendapat diri sendiri dan orang lain.
2.    Mendengarkan dan memahami pendapat orang lain.
3.    Mencari solusi dan keputusan secara bersama-sama.
4.    Menghargai pendapat orang lain dan juga diri sendiri. Walau timbul konflik, komunikasi ini akan mencari solusi untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Komunikasi Efektif

      Seperti darah, bagi suatu organisasi komunikasi yang efektif sangat penting, dan miskomunikasi akan memberi kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya sistem peredaran darah dalam lebih dari satu sistem organisasi. Sesuatu yang nampaknya sederhana, seperti lokasi fisik tempat bekerja ternyata mampu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap proses keberhasilan komunikasi. Tanpa komunikasi yang efektif diantara berbagai pihak yang terlibat didalamnya, pola hubungan dalam suatu organisasi tidak akan mampu melayani kebutuhan berbagai pihak dengan baik. Komunikasi yang efektif penting bagi para manajer karena tiga alasan utama. Pertama, komunikasi menyediakan saluran umum untuk proses manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Manajer mengembangkan rencana lewat komunikasi dengan orang lain dalam organisasi dan mengorganisasikan untuk melaksanakan rencana tadi dengan berdialog dengan para karyawannya mengenai cara terbaik untuk mendistribusikan wewenang dan desain pekerjaan. Manajer mengetahui bahwa kebijakan yang menimbulkan motivasi, kepemimpinan, dan mengelompokan serta membentuk tim diaktifkan lewat pertukaran informasi secara teratur. Kedua, ketrampilan komunikasi yang efektif dapat membuat manajer menggunakan berbagai bakat yang tersedia dalam dunia multibudaya dari organisasi. Globalisasi bisnis pasti menempatkan tantangan bagi kemampuan berkomunikasi manajer. Ketika manajer mempunyai kebiasaaan dan ekspresi serta arti yang mungkin tampak amat asing, mereka mungkin tergoda untuk mengelak dan menghindar untuk mencoba berkomunikasi. Itu kemungkinan merupakan peluang yang hilang. Komunikasi, seperti aktifitas intelektual lain, dapat diasah dengan menghadapi keadaan yang baru dan menantang. Organisasi dapat merupakan wahana yang tepat untuk mempelajari hal itu. Ketiga, ternyata manajer menghabiskan banyak waktunya untuk berkomunikasi. Jarang sekali kita menjumpai manajer sendirian dimejanya berpikir, membuat rencana, atau mempertimbangkan berbagai alternatif. Kenyataannya, waktu manajerial banyak dihabiskan dalam komunikasi bertatap muka, elektronik, atau lewat telepon dengan karyawan, supervisor, pemasok, atau pelanggan.

Komunikasi dalam Organisasi

      Keseluruhan faktor yang telah dibahas dalam hubungan dengan komunikasi antar pribadi juga berlaku untuk komunikasi dalam organisasi, yang juga mencakup penyampaian pesan secara akurat dari satu orang kepada satu atau lebih orang lain. Selain faktor-faktor tersebut, struktur, wewenang, desain pekerjaan organisasi, dan lain-lain merupakan faktor-faktor unik yang turt berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi, sebagai mana dinyatakan oleh Simon (1977) bahwa “organisasi perlu untuk membantu manusia berkomunikasi”. Komunikasi yang terbuka dan efektif akan merupakan aset berharga bagi organisasi.

a. Berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi.

      Lesikar menguraikan adanya empat faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi organisasi yaitu meliputi : Saluran komunikasi formal. Merupakan cara komunikasi yang didukung, dan mungkin dikendalikan oleh manajer. Contohnya adalah newsletter, memo reguler, laporan, rapat staf, dan lain-lain. Struktur wewenang. Perbedaan status dan kekuasaan dalam organisasi membantu menentukan siapa yang akan berkomunikasi dengan enak kepada siapa. Selain itu, isi dan akurasi komunikasi juga dipengaruhi oleh perbedaan wewenang. Spesialisasi pekerjaan. Biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok yang berbeda-beda. Anggota suatu kelompok kerja biasanya memiliki jagron, pandangan mengenai waktu, sasaran, tugas dan gaya pribadi yang sama. Kepemilikan informasi, Setiap individu mempunyai informasi yang unik dan pengetahuan mengenai pekerjaan mereka, yang merupakan semacam kekuasaan bagi individu-individu yang memilikinya.

b. Komunikasi vertikal

            Terdiri dari komunikasi ke atas dan ke bawah melalui rantai organisasi. Dalam beberapa perusahaan, tersedia saluran khusus sebagai sarana tambahan. Saluran ini banyak dipergunakan untuk memberi tahu manajer mengenai situasi yang melibatkan karyawan, seperti pernyataan tanpa bukti mengenai pelecehan seksual. Komunikasi ke bawah biasanya disaring, dimodifikasi, atau dihentikan di setiap tingkat ketika manajer memutuskan apa yang seharusnya diteruskan kepada karyawan mereka. Sedangakn komunikasi ke atas biasanya sisaring, dipadatkan, atau diubah oleh manajer menengah yang melihatnya sebagai bagian dari pekerjaan mereka untuk melindungi manajer tingkat atas dari data yang tidak penting/relevan.

c. Komunikasi lateral dan informal

            Komunikasi ini pada umumnya mengikuti pola arus pekerjaan dalam sebuah organisasi, terjadi antar anggota kelompok kerja, antara kelompok kerja, antar anggota departemen yang berbeda, dan antara karyawan lini dan staf. Tujuan utamanya adalah menyediakan saluran langsung untuk koordinasi dan memecahkan masalah. Dengan cara ini, dapat dihindari prosedur yang jauh lebih lambat yaitu mengarahkan komunikasi lewat rantai komando. Keuntungan tambahan lainnya adalah anggota organisasi menjadi mampu untuk membentuk hubungan dengan rekan sekerja.

Komunikasi oleh Organisasi

       Organisasi juga memperhatikan pesan yang dikirimkannya kepada pihak yang berkepentingan di luar, seperti pelanggan, pemasok, distributor, pesaing, perbankan, dan lain-lain, terutama dengan pihak di luar negeri. Terlalu banyak komunikasi dalam hal ini dapat sama merugikannya dengan terlalu sedikit. Tim komunikasi (pada umumnya representasikan oleh departemen kehumasan) harus bekerja keras untuk mengatasi perbedaan dalam peradaban maupun budaya tiap-tiap negara asal pihak-pihak yang berkepentingan berasal.

Implikasi Manajerial

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen

       Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja    dan formulasi kebijakan
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.

Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi

     Teori ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe X dan Y sehingga mampu berkontribusi dalam organisasi. Tipe X yang cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan membuthkan saluran komunikasi yang formal, dimana pemimpin menginstruksikan berbagai perintah secara formal. Berbeda dengan tipe Y, antara pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling memahami dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik. Motivasi yang diberikan kepada tipe X, mungkin akan cenderung dengan oemberian hukuman yang tegas, sehingag berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk tipe X, komunikasi akan sangat mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam organisasi. 

            Pustaka serta Sumber Referensi :
Wursanto,  Ig.  2000,
Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta.
Rivai, Veithzal, (2004),
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Robbins, Stephen P, (2006),
Organizational Behaviour (tenth edition).
New Jersey: Prentice Hall Inc. Alih bahasa: Molan,
Wexley, anf Yukl, 1977, Organization Behavior and Personal Psycology,
Homewood, Illinois Richard Irwin.
                                   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar