Ilmu Budaya Dasar
- Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Istilah IBD dikembang pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanities yang berasal dari istilah bahasa inggris “The Humanities” adapun istilah humanties itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus, dengan mempelajari
The Humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus, dengan mempelajari the humanities
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya
dan lebih halus, dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo homanus atau manusia
berbudaya, agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu
yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang
lain sebagai manusia sendiri.
Berikut Pengertian Budaya Atau Kebudayaan Dari Beberapa Ahli :
- E. B. Tylor: Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
- R. Linton, Dalam bukunya yang berjudul “The Cultural Background Of Personality” menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
- Koentjaraningrat, Mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
- Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, Mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
- Herkovits, Kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
- Takdir Alisyahbana, Mengatakan kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
- Tujuan Ilmu Budaya Dasar
![]() |
| FORGOT XD |
Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka
tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis
mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara
serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh kedalam
sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin secara ketat.
Menguasahakan wahana komunikasi para akademis agar mereka agar mampu
berdialog satu sama lain, dengan memiliki satu bekal yang sama, para
akademis diharapakan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
- Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah :
1. Manusia Dan Harapan
- Kepercayaan
- Harapan
- Keterasingan
- Kesepian
- Ketidakpastian
- Kesadaran
- Pengorbanan
- Cita-Cita
- Kebijakan
- Kasih Sayang
- Kemesraan
- Pemujaan
- Renungan
- Kehalusan
- Rasa Sakit
- Siksaan
- Kesengsaraan
- Kejujuran
- Pemulihan Nama Baik
- Pembalasan
Dari Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang
tercangkup dalam pengetahuan budaya, perwujudan mengenai cinta,
misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat dan
lain-lainnya. Masing-masing pokok bahasa dapat didekati dengan baik
mengunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri
maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut.
_______________________________________________________________________
- Pengertian dari Kebudayaan :
- Bronislaw Malinowski: Adalah keseluruhan kehidupan manusia yang integral yang terdiri dari berbagai peralatan dan barang-barang konsumen, berbagai peraturan untuk kehidupan masyarakat, ide-ide dan hasil karya manusia, keyakinan dan kebiasaan manusia.
- C. Klukhuahn dan W. H. Kelly, mencoba merumuskan definisi kebudayaan sebagai hasil tanya jawab dengan para ahli antropologi, sejarah, hukum, psikologi yang implisit, eksplisit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
- Dawson dalam buku Age Of The Gods mengatakan bahwa kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture is common way of life).
- J. P. H. Dryvendak mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
- Takdir Alisyahbana, mengatakan kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
Definisi Kebudayaan :
Keseluruhan system gagasan, tindakan hasil karya manusia dalam kehidupan
adalah sebagai inspirasi dan bakat yang dimiliki oleh manusia itu
sendiri,
Kebudayaan adalah Segala tindakan yang dilandaskan dengan pembelajaran
dan keterampilan seseorang dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai
sebuah tujuan yang diinginkan.
- Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon ada 7
1. Sistem religius (homo religius)
Merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan
dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut
sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi
agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)
Merupakan prodak manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa
tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi
kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan (homo safiens)
Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber)
Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya
yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan
mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat
lebih mampu mencukupi kebutuhannya .
6. Sistem bahasa (homo longuens)
Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.
- Wujud Kebudayaan
Prof. Dr. Koentjoroningrat menguaikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:
- Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
- Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
- Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak,
tidak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia.
Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam arsip kartu
komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini
banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat.
Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling
berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau cultural,
yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem,
yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan
lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem
sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan
didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat.
Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan
dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal
dan adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik
gagasan, tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan
secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup
tertentu yang makin menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga
bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.
Adapun unsur kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap kebudayaan di dunia ini, ialah:
- Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari misalnya; pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.
- Sistem mata pencaharian dan sistem ekonom. Misalnya; pertanian perternakan, sistem produksi
- Sistem kemasyarakatan, misalnya kekerabatan, sistem perkawinan, sistem warisan
- Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis
- Ilmu pengetahuan
- Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak
- Sistem religi.
Masing-masing unsur kebudayaan universal ini pasti menjelma dalam
ketiga wujud budaya tersebut di atas, yaitu wujud sistem budaya, sistem
sosial, dan unsur budaya fisik.
Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat. Dari hidup bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan. Hanya saja karena manusia yang hidup bermasyarakat itu terpencar-pencar di segala penjuru dunia, maka kebudayaan yang ditimbulkan juga bermacam-macam pula.
Misalnya; semua bangsa menginginkan pakaian, rumah dan makanan. Tetapi
pakaian, rumah dan makanan yang diinginkannya itu bagaimana bentuknya,
masing-masing bangsa berbeda-beda. Contoh; pakaian nasional bangsa Eropa
berbeda dengan pakaian bangsa Arab, dan berbeda pula dengan bentuk
pakaian bangsa Indonesia. Begitu pula bentuk rumah dan jenis makanan.
Apakah yang mempengaruhi perbedaan itu?
Dengan kata lain: faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan itu?
Jelas ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
(+) Faktor alam (lingkungan geografis)
Yang dimaksud faktor alam atau lingkungan geografis adalah faktor letak
tata bumi, termasuk iklim, alam fisis seperti kayu, batu dan sebagainya.
Faktor alam ini umumnya mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pembentukan suatu kebudayaan. Pengaruh Islam ini tidak saja nampak pada
kebudayaan kebendaan, tetapi juga pada kebudayaan kerohanian. Misalnya;
Bangsa-bangsa di daerah sekitar kutub utara, berhubungan keadaan
alamnya, mereka makan lemak, atau beruang es. Pakaian mereka dibuat dari
kulit binatang dan tebal-tebal. Rumah-rumah dibentuk dari es. Demikian
pula kepercayaan, perkawinan, kehidupan keluarga, semuanya disesuaiakn
dengan alam sekelilingnya.
Sedang bangsa-bangsa di daerah tropic, mereka makan daging,
sayur-sayuran dan hasil bumi. Alat-alat dibuat dari batu, kayu, besi dan
lain-lain. Pakaian mereka tipis. Rumah-rumah mereka dibuat dari kayu,
bambu besi, batu dan lain-lain. Demikian pula kehidupan keluarga,
kepercayaan, perkawinan, upacara-upacara
Jelaslah kiranya, bahwa makan, pakaian dan hasil-hasil bumi lainnya yang
terdapat pada bangsa-bangsa di daerah kutub berlainan sekali dengan di
daerah tropic, dan juga dipadang pasir, dan seterusnya. Kepandaian
membuat rumah dari kayu tentu terdapat pada daerah yang banyak kayu.
Kepandaian berburu terdapat pada daerah yang banyak binatangnya. Begitu
seterusnya.
- ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variations in Value Orientation
sistem nilai udaya secara universal menyangkut lima masalah pokok
kehidupan manusia,yaitu :
- Hakekat Hidup Manusia hakekat, Hidup setiap kebudayaan berbeda secara exstern. Seperti bcrusaha memadamkan hidup,menganggap kelakuan hidup tertentu sebagai suatu hal yang baik.
- Hakekat karya Manusia, Kebudayaan hakekatnya berbeda-beda ada yang bertujuan u-ntuk hidup,dan lain sebagainya.
- Hakekat waktu Manusia, Hakekat waktu setiap budaya berbeda,ada yang mementingkan orientasi masa lampau dan mementingkan orientasi masa kini.
- Hakekat Alam Manusia, Manusia memiliki anggapan yang berbeda,ada yang beranggapan kebudayaan harus mengeksploitasi alam dan ada pula yang beranggap manusia harus harmonis dengan alam.
- Hakekat Hubungan Manusia, Mementingkan hubungan antar sesamanya dan orientasi pada tokoh,yang berpandanga individualis ditinggalkan saja.
- Perubahan Kebudayaan
Faktor – faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur
kebudayaan baru. Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi diterima
atau tidaknya sesuatu unsur kebudayaan baru atau asing dalam suatu
masyarakat yang biasanya cukup berperan adalah:
1. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak kebudayaan
dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang
mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi
hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya,
cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap
unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing
lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan
pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru,
yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri,
maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar.
2. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan
tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama;
dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam
masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru
atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh
berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan
demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur
kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama
yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang
sudah ada.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses
penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan
atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur
kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara
langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai
sesuatu yang menguntungkan mereka.
4. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu
masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang
menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat
menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan
di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
5. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan
dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang
bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang
mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan
kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah
oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan
rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.
Dari beberapa pokok pembicaraan yang dikemukakan di atas berkenaan
dengan penerimaan unsur-unsur baru, dapat dikatakan bahwa inovasi bisa
terdapat karena: 1) inovasi tersebut bertentangan dengan pola-pola
kebudayaan yang sudah ada; 2) kalau inovasi tersebut akan mengakibatkan
perubahan pola-pola kebudayaan dan struktur sosial yang sudah ada dan
menggantikannya dengan yang baru; 3) kalau inovasi tersebut bersifat
mendasar berkenaan dengan pandangan hidup atau nilai yang ada dalam
masyarakat bersangkutan: misalnya “free lover” untuk masyarakat
Indonesia akan ditentang kalau harus diterima sebagai suatu cara hidup;
4) disamping itu bila inovasi itu dianggap terlalu mahal biayanya juga
akan terhambat dalam penciptaannya maupun dalam penyebaran atau
difusinya, terkecuali kalau oleh kelompok yang digolongkan sebagai
“vested interests” inovasi tersebut dianggap menguntungkan maka inovasi
akan diterima.
Penerimaan atas unsur baru atau inovasi dapat mengakibatkan terwujudnya
berbagai kekacauan sosial yang merupakan perwujudan- perwujudan dari
proses perubahan sosial, sebelum inovasi tersebut diterima dengan mantap
dan menjadi baku dalam tata kehidupan sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Kekacauan sosial tersebut biasanya dinamakan sebagai
disorganisasi sosial (social disorganization). Dalam keadaan kekacauan
sosial ini, aturan-aturan atau norma-norma lama sudah tidak berlaku lagi
atau sebagian-sebagian masih berlaku sedangkan aturan-aturan atau
norma-norma lama tersebut dalam mengatur kehidupan sosial warga
masyarakat. Sehingga dalam tahap ini terdapat semacam kebingungan atau
kekacauan dalam berbagai bidang kehidupan sosial.
Bila unsur-unsur baru telah mantap diterima dan norma-norma atau
aturan-aturan baru telah mantap menjadi pegangan dalam berbagai kegiatan
sosial, maka dapatlah dikatakan bahwa masyarakat tersebut telah
mencapai tingkat tertib sosial lagi. Tidak selamanya suatu penerimaan
inovasi menimbulkan kekacauan sosial. Kekacauan sosial terwujud bila
inovasi tersebut menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang mendasar
pada pranata-pranata yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan.
- Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena
adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang
berasal dari luar masyarakat.
a . Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern). Masyarakat (sebab intern)
- Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
- Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
- Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
- Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya
sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut
ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
- Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
- Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
- Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
__________________________________________________________________________
- Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur manusia agar sesuai dengannya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat
dinyatakan sebagai diaektis, maksudnya saling terikat satu sama lain.
Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu:
- Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
- Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realisasi obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
- Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Sumber:
- ILMU BUDAYA DASAR'
- LANGLANGBUANA'
- Ricco's Blog
- http://buleipotan.blogspot.com/p/ilmu-budaya-dasar.html
- http://rahisteknologi.blogspot.com/2012/03/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup.html



Tidak ada komentar:
Posting Komentar