Nama : Muchammad Ilham Ma’aarij
Kelas : 1KA15
NPM : 14112746
A. ILMU SOSIAL DASAR Sebagai salah satu MKDU
Tujuan
Instruksional Umum :
Mahasiswa
memahami hakekat dan fungsi ISD dalam perguruan Tinggi
Tujuan
Instruksional Kusus.
- menjelaskan tujuan pendidikan umum di perguruan
tinggi
- menjelaskan 3 kemampuan yang diharapkan dihasilkan
dari lulusan pendidikan tinggi
- menjelaskan
latar belakang diberikannya ISD
- mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian ISD
- menyebutkan
tujuan ISD
- menyebutkan
3 kelompok ilmu pengetahuan
- menjelaskan
pengertian masalah sosial
- memberikan
contoh masalah social
ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MATA KULIAH DASAR UMUM
Tujuan
pendidikan umum di perguruan tinggi adalah :
1. sebagai usaha
membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota
masyarakat dan bangsa serta agama
2. Untuk
menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan
sosial yagn timbul di dalam masayrakat Indonesia
3. Memberikan
pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara
interdisipliner, dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga dengan demikian memudahkan mereka berkomunikasi
Jadi pendidikan umum yang menitikberatkan
pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa.
Pendidikan umum yang diselenggarakan oleh
universtias dan intitut kemudian dikenal dengan mata kuliah dasar umum atau
MKDU yangterdiri dari beberapa mata kuliah, yaitu :
1) Agama,
2) Kewarganegaraan,
3) Pancasila,
4)
Kewiraan,
5) IBD dan
6) ISD.
Ilmu sosial
dasar adalah salah satu mata kuliah dasar umum yang merupakan matakuliah wajib
diberikan di perguruan tinggi
negeri maupun swasta. Tujuan mata kuliah ini adalah semata-mata sebagai salah
satu usaha yang diharapkan dapat memberikan bekal kepada mahasiswa untuk dapat
peduli terhadap masalah – masalah sosial yang terjadi dilingkungan dan dapat
memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial
dasar.
LATAR BELAKANG, PENGERTIAN DAN TUJUAN
ISD
Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem
pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan,
sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita merupakan
warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari politik
balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini
bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi “tukang-tukang”
yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik dan
keahlian lain, dengan tujuan eksploitasi kekayaan Negara.
Pendidikan tinggi diharapkan dapat
menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang
terdiri atas.
- Kemampuan
akademis adalah kemampuan untuk berkomunikasi
secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis,
maupun berpikir logis, kritis, sitematis, dan analitis, untuk
mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu
memberikan cara alternative pemecahannya.
- Kemampuan
professional adalah kemampuan dalam bidang profesi
tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan ini, para tenaga ahli diharapkan
memiliki pengetahuan, ketrampilan
tinggi dalam bidang profesinya.
- Kemampuan
personal ; adalah kemampuan kepribadian. Dengan
kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga
mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia.
Tegasnya ilmu
sosial dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi , dan penalaran
mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkugnan
sosialnya dapat menjadi lebih besar.
Sebagai
salah satu mata kuliah umum, ISD bertujuan
membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh
wawasan pemikiran yang lebih luas, dan ciri-cri kepribadian yang diharapkan
dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia.
Ilmu pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar yaitu :
1.
Ilmu-ilmu
Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam alam semesta.
2.
Ilmu-ilmu
sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk
mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia.
3.
Pengetahuan
budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari
arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.
Contoh
studi kasus:
(*) ilmu ilmu alamiah:
Positif dan Negatif
Segi positif ilmu: meringankan kehidupan manusia:
- tenaga alam,
membebaskan manusia dari perbudakan
- mesin trampil,
membebaskan manusia dari pekerjaan monoton
- mesin cerdas,
membebaskan manusia dari berpikir
- pengobatan, membebaskan
manusia dari sakit
Segi negatif ilmu
- menghasilkan alat
perang
- puncaknya terjadi
ketika bom atom diledakkan
- Manusia sadar bahwa
ilmuwan adalah berbahaya
- Ilmuwan harus bermoral,
bertanggung jawab, dan diikat oleh kode etik
Kehidupan
manusia sebagai mahluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang tdak
dapat dipisahkan dalah kehudupan.
Yang
membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa maalah sosial
selalu ada kaitannya yang dekat denan nailai-nilai moral dan pranata-pranata
sosial, serta ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia itu terwujud.
Pengertian masalah sosial memiliki dua pendefinisian: pertama pendefinisian
menurut umum, kedua menurut para ahli.
Menurut
para ahli, masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud
dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat
menimbulkan kekecauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.
B.Penduduk, Masyarakat dan
kebudayaan
Tujuan
Instruksional Umum :
Mahasiswa
dapat memahami dan menghayati berbagai kenyataan yang diwujudkan oleh
pertumbuhan penduduk yang cepat ,Mengkaji pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap perkembangan sosial, Mengkaji hubungan antar masalah penduduk dengan
perkembangan kebudayaan
Tujuan
Instruksional Khusus :
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian
penduduk
2.
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian
masyarakat
3.
Mahasiswa dapat menjelaskan pegnertian
kebudayaan
4. Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan antara penduduk,
masyarakat dan kebudayaan
5. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang permasalahan penduduk
6. Mahasiswa dapat menulliskan rumusan angka kelahiran
7. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian angka kelahiran
8.
Mahasiswa dapat menjelaskan dinamika penduduk
9. Mahasiswa dapat menyebutkan tiga pyramid penduduk
10. Mahasiswa dapat menjelaskan pyramid penduduk muda,
pyramid penduduk tua dan pyramid penduduk stasioner
11. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang persebaran penduduk
12. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian rasio
ketergantungan
13. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kebudayaan
14.
Mahasiswa dapat menjelaskan 7 unsur
kebudayaan
15. Mahasiswa
dapat menjelaskan wujud kebudayaan
16. dapat menerangkan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan
17. Mahasiswa dapat menjelaskan 4 macam norma menurut
kekuatan pengikatnya
18. Mahasiswa dapat memberikan contoh norma-norma yang ada di
masyarakat
19. Mahasiswa dapat menjelaskan 8 pranata sosial yang ada di
masyarakat
·
PENDAHULUAN
Penduduk masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep
yang pertautannya satu sama lain sangat berdekatan.
Penduduk, dalam pengertian luas diartikan sebagai
kelompok organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tertentu.
Penduduk dalam arti luas itu sering diistilahkan populasi dan disini dapat
meliputi populasi hewan, tumbuhan dan juga manusia.
Adapun masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan sosial
manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan
sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi
tradisi dan mengatur kehidupannya.
·
PENDUDUK
DAN PERMASALAHANNYA
Orang yang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk
ialah “Thomas Robert Malthus. Dalam edisi pertamanya “Essay Population “ tahun
1798. Malthus mengemukakan adanya dua persoalan pokok, yaitu bahwa bahan
makanan adalah penting utnuk kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat
ditahan. Bertitik tolak dari hal itu teori Malthus yang sangat terkenal yaitu
bahwa berlipat gandanya penduduk itu menurut deret ukur, sedangkan berlipat
gandanya bahan makanan menurut deret hitung, sehingga pada suatu saat akan
timbul persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penduduk.
Tidak
lama setelah Malthus mengemukakan pendapatnya, timbullan kemudian
bermacam-macam teori/pandangan sebagai kritis atau sebagai perbandingan atas
teori Malthus.
·
DINAMIKA PENDUDUK
Dinamika
penduduk menunjukkan adanya faktor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang
disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain
karena adanya unsur lahir, mati, datang dan pergi dari penduduk itu sendiri.
Karena keempat unsur tersebut maka pertambahan penduduk dapat dihutung dengan cara : pertambahan
penduduk = ( lahir – mati) + ( datang – pergi ). Unsur penentu dalam
pertambahan penduduk adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
Fertilitas adalah tingkat pertambahan anak yang dihitung
dari jumlah kelahiran
setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Tingkat
kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun
merupakan kelahiran secara kasar, sering disebut Crude birth Rate (CBR).
Disamping CBR ini dapat juga kita mencari tingkat kelahiran dari wanita umur
tertentu yang disebut Age Specifica Fertility Rare (ASFR), yaitu diperhitungkan
dari jumlah kelahiran dari tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu)
dalam satu tahun.
Faktor kedua mempengaruhi pertumbuhan penduduk ialah
mortalitas atau tingkat kematian secara kasar disebut Crude Date Rate (CDR),
yaitu jumlah kematian pertahun perseribu penduduk.
Bagaimana
dengan dinamika penduduk Indonesia ?
Untuk memproyeksikan penduduk dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :
Pn
= (1 + r) n x Po
Pn
= jumlah penduduk yang dicari pada tahun tertentu (proyeksi
penduduk)
r = tingkat pertumbuhan penduduk dalam prosen
n
= jumlah dari tahun yang
akan diketahui
Po
= jumlah penduduk yang
diketahui apa tahun dasar
Sebagai contoh :
Tahun 1961 jumlah penduduk Indonsia 96 juta, dengan
tingkat pertambahan penduduk 2,4 5, berapa penduduk Indonesia tahun 2001 ?
Tahun 2001 penduduk Indonesia ( 1 + 2,4/100 ) 40 x 96
juta = 248 juta.
KOMPOSISI
PENDUDUK
Sensus
penduduk yang diadakan 10 tahun sekali oleh pemerintah kita, bukan hanya
menghitung jumlah penduduk saja tetapi juga mendata tentang umur penduduk,
jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan penduduk, jenis mata pencaharian dan
sebagiannya. Dengan mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin, dapat disusun/dibuat apa yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik
susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu dalam bentuk
pyramid. Golongan laki-laki ada diseblah kiri dan perempuan disebelah kanan.
Garis aksisnya (vertical) menunjukkan interval umur dan gari horisontalnya
menunjukna jumlah atau prosentasi.
Berdasarkan komposisinya piramida penduduk dibedakan atas
:
-
Penduduk
muda yaitu penduduk dalam pertumbuhan, alasannya lebih besar dan ujungnya
runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian
-
Bentuk
piramida stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut
usia seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan
penduduk suatu Negara
Piramida penduduk tua, yaitu piramida pendduk yang
menggambarkan penduduk dalam kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa penduduk
usia muda jumlanya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk dewasa, hal ini
menjadi masalah karena jika ini berjalan terus menerus memungkinkan penduduk
akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka kelahiran lebih
kecil dibandingkan angka kematian.
·
PERSEBARAN
PENDUDUK
Kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur untuk
tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka
sejak masa purba daerah sangat subur selalu menjadi perebutan manusia, sehingga
tidak salah lagi bahwa daerah yang subur ini kemungkinan besar terjadi
kepadatan penduduk. Dari prinsip itulah
kemudian terjadi perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
·
PERKEMBANGAN
DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan selalu dimiliki oleh
setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan
kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan
masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli.
Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang
merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan
manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat
diabadikan untuk kepentingan masyarakat. Dari pengetian tersebut menunjukkan
bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan dari pengetahuan manusia sebagai
mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan
yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya
kelakuan manusia itu sendiri. Atas dasar itulah
para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya diperinci
menjadi 7 unsur yaitu :
- unsur religi
- sistem kemasyarakatan
- sistem peralatan
- sistem mata pencaharian
hidup
- sistem bahasa
- sistem pengetahuan
- seni
Bertitik tilah dari sistem inilah maka kebudayaan paling
sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
1. wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma,
peraturan dan sejenisnya. Sifatnya abstrak, lokasinya ada dalam pikiran
masyarakat dimana kebudayaan itu hidup.
2. kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia.
·
KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM
Kebudayaan
Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan je-4 agama Hindu masuk ke Indonesia
khususnya ke pulau jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat
dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari India itu berlangsugn luwes dan
mantap. Sekitar abad ke 5, ajaran Budha atau budhisme masuk ke Indonesia,
khususnya ke pulau Jawa. Agama/ajaran budha dapat dikatakan berpandangan lebih
maju dari pada hinduisme, sebab Budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta
dalam masyarakat.
Kebudayaan
Islam
Pada
abad ke-15 dan ke-16, agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama
islam paa abad itu berada di pulau jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke
Indonesia khususnya ke pulau jawa jauh sebelum abad ke -15. suatu bukti bahwa
awal abad ke-11 sudah ada wanita Islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota
Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia, teristimewa ke pulau jawa
berlangsung dalam suasana damai. Pada abad ke-15, ketika kejayaan maritim
majapahit mulai surut, berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong
kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman.
Negara-negara yang dimaksud adalah negara Malaka di semenanjung Malaka, negara
Aceh di ujung pulau Sumatra, negara Banten di
jawa Barat, negara Demak di pesisir utara jawa tengah, negara Goa di
sulawesi selatan. Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang
dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota
pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut ajaran Islam.
misalnya di Aceh, Banten, sulawesi selatan, sumatra Timur,
sumatra barat, dan pesisir kalimantan. Dengan begitu, agama islam memberi saham
yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
·
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Berbagai
penelitian antropologi budaya menunjukkan, bahwa terdapat korelasi diantara
corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota
masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga menyatakan bahwa kebudayaan
suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan.
·
PRANATA SOSIAL DAN INSTITUSIONALISASI
Untuk
menjaga agar hubungan antar anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, maka didalam masyarakat dibedakan adanya : cara atau “usage”
kelaziman (kebiasaan) atau “folkways”; tata kelakuan atau “mores”, dan adat
istiadat “costom”. Usage menunjukkan pada suatu bentuk perbuatan, kekutan
mengikatnya sangat lemah bila dibandingkan dengan folkways. Folkways diartikan
sebagai perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama, yang diikutinya
kurang berdasarkan pelikiran dan mendasarkan pada kebiasaan katau tradisi; yang
diterjemahkan dengan kelajman atau
kebiasaan. Folkways menunjukkan pola
berperilaku yang diikuti dan diteima oleh masyarakat.
Apabila
folkways ini diterima masyarakat sebagai norma pengatur, maka kebiasaan ini
berubah menjadi mores atau tata kelakuan. Mores diikuti tidak hanya secara
otomatis kurang berpikir, tetapi karena dihubungkan dengan suatu keyakinan dan
perasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat.
Norma-norma tersebut setelah mengalami proses tertentu
pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dari lembaga kemasyarakatan. Proses
tersebut dinamakan proses institusionalisasi, yaitu suat proses yang dilewati
oleh norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu
lembaga kemasyarakatan, sehingga norma tersebut oleh masyarakt diterima,
dihargai, dan kemudian ditaati dan dipatuhi dalam mengatur kehidupan
sehai-hari.
Dr.
Koentjaraningrat membagi lembaga
sosial/pranata-pranata kemasyarakatan menjadi 8 macam yaitu :
- Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan atau
domestic institutions
- Pranata yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup ( economic
institutions)
- Pranata yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institution)
- Pranata yang bertujuan
memenuhi kebutuhan pendidikan (educational institutions)
- Pranata yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi
(aesthetic anda recreational institutions)
- Pranata yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib
(religius institutions)
- Pranata yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau
bernegara (political institutios)
- Pranata yang bertujuan
mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions)
STUDI
KASUS
Di
negara yang sangat besar dan terdiri dari beragam etnis, selalu ada potensi
bahaya
dimana konflik ketenagakerjaan, pertanahan, atau konflik atas sumber daya alam
akan
muncul ke permukaan sebagai konflik antar etnis dan konflik antar agama. Ketika
pemerintahan
Orde Baru runtuh, terbuka format politik baru yang memungkinkan
pemunculan
kembali berbagai pertikaian yang terjadi di masa lampau. Munculnya
berbagai
konflik ini akan menimbulkan dampak yang sangat buruk, yaitu menurunnya
kepercayaan
kepada lembaga-lembaga politik yang akan membahayakan keberlanjutan
masa
depan reformasi ekonomi Indonesia.
Ketidakadilan
sosial, budaya, dan ekonomi menjadi lapisan subur bagi tumbuhnya
konflik.
Terbuka kemungkinan berbagai kepentingan dari luar sengaja memanaskan suhu.
Namun,
ketidakadilan mendorong meletusnya konflik. Agama atau etnik menjadi
seringkan
digunakan sebagai legitimasi pembenar.
Mereka
kini menjadi lebih sadar akan hak-hak mereka, bukan saja hak di bidang
politik
tetapi juga hak di bidang ekonomi, misalnya atas pangan, kesehatan, atau
pekerjaan.
Ketika masyarakat menekankan identitas kedaerahan dan identitas etnisnya,
mereka
tidak sekedar menuntut otonomi atau kebebasan politik yang lebih besar, tetapi
mereka
juga menyuarakan bahwa sebagian dari hak sosial dan ekonomi dasar mereka belum
terpenuhi.
Sumber
Referensi:
harwantioko
& naltjie F.katuuk, MKDU: Ilmu Sosial Dasar, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma
Sumber:
http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macam-masalah-sosial-dalam-masyarakat
Sumber:
http://www.bpsnt-jogja.info/bpsnt/download/MULTIETNIK-Yapi.pdf